(Mediajagon.com) Tulang bawang Lampung–Oknum Pol Pp dan Pegawai rumah sakit umum daerah menggala (RSUDM) bidang pendaftaran loket no 1 di duga merusak nama baik RSUD dalam disiplin Antri.
Hal ini berawal dari salah satu pasien yang dianjurkan dokter untuk kontrol melakukan terapi kedua kalinya pada kamis (30-01-2025).
Pasien yang tidak mau disebutkan namanya ini, datang Pukul 09. 50 Wib mendapatkan antrian dengan No 153 dan pasien lain mendapatkan sampai No antrian 185 bahkan lebih.
Sangat disayangkan pasien no antrian 185 bisa mendapatkan rekomendasi dari Loket 1 untuk melaksanakan terapi sedangkan antrian no 153 tidak mendapatkan Rekomendasi berdasarkan perkataan dari Oknum pol pp dan oknum pegawai loket 1 pada pukul 11.20 wib mengatakan bahwa untuk pasien terapi sudah tutup karena kuota pasien penuh.
“Saya datang kira kira pukul 9.50 Wib mendapatkan antrian no 153 sudah lama menunggu antri tiba tiba pada pukul 11.20 wib oknum petugas loket 1 dan oknum pol pp mengatakan untuk pasien terapi kuota sudah penuh, sedangkan antrian no 185 bisa dapat rekomendasi untuk melakukan terapi ,kok begitu,” jelas pasien kepada media pada kamis 30/01/2025.
Lanjutnya, kalau memang kuota sudah penuh, kenapa tidak dikatakan pada awal pengambilan nomor antrian, kan saya bisa pulang, ini saya sudah nunggu sekian jam malah dikatakan sudah penuh, ini agak aneh bikin kecewa,” kata pasien.
Sementara, Kepala bagian humas rsud menggala ‘dokter Ajeng’ dikonfirmasi media melalui WA, Ia meminta maaf atas ketidakyamanan dalam pelayanan, hal ini karena miskomunikasi antara pol pp dengan Petugas Loket 1.
“Iya pak minta maaf karena masalah pelayanan, tapi diusahakan memberikan yang terbaik pak,” Ucap dokter ajeng yang dikenal sikap bersahaja itu pada kamis 30/01/2025.
Perlu diketahui, Seusai dr. ajeng dikonfirmasi, Pasien mendapatkan Rekomendasi untuk melakukan berobat Terapi dan pasien mengucapkan terima kasih kepada dr. Ajeng serta memaklumi miskomunikasi dalam pelayanan.
Diharapkan kedepan, Pelayanan bidang pendaftaran ditingkatkan, jangan sampai terulang kembali, agar pelayanan yang sudah baik dari loket yang lain tidak terkena imbas gara-gara miskomunikasi. (pwr)